Selasa, 07 April 2015
PERJALANAN ARUNG PALAKA DARI BONE MENUJU BUTON
Arung Palakka adalah tokoh sejarah dan pejuang kemanusiaan dari tanah bugis yang hidup di abad ke-16. Arung Palaka juga adalah Raja Bone ke-16 bernama lengkap Arung Palakka La Tenritatta To Ureng To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme’na Daeng Serang To’ Appatunru Paduka Sultan Sa’adduddin Matinroe ri Bontoala (1672-1696) (Rusli, 2012,: 1). Arung Palakka melakukan perjalanan panjang dalam misi mencari bantuan untuk membebaskan kerajaan Bone dan kerajaan-kerajaan bugis lainnya, salah satu tempat yang dituju pada awalnya justeru tanah Buton (Kesultanan Buton). Arung Palakka pada Desember 1660, bersama pengikutnya meninggalkan pantai Palette menuju Pulau Buton (Patunru, 1989,:39-40; Ali, 1989, Andaya, 1981:59). Arung Palakka meninggalkan pantai Palette pada hari Sabtu 25 Desember 1660 (Zuhdi, 1995:78), sementara La Ode Zaenu mengungkapkan bahwa pada 19 Agustus 1660 Arung Palakka bersama isterinya Daeng Talele tiba di Buton, Arung Palakka di Buton biasa disebut La Tondu (Zaenu, 1985:69).
Kedatangan Arung Palakka di Buton bersama para pengikutnya diterima dengan senang hati oleh Sultan Buton La Awu (Ligtvoet, 1877: 46), hal ini terjadi oleh karena kedua bangsa ini (Bugis dan Buton) ketika itu telah terjalin hubungan persahabatan yang harmonis dan tidak pernah terlibat dalam persengketaan atau peperangan, yang ada hanyalah kerjasama melalui musyawarah dan mufakat diantara keduanya. Kalau menghadapi masalah-masalah yang membahayakan mereka menyelesaikan dengan baik. Oleh karena eratnya hubungan kedua kerajaan ini dimasa lampau, maka Bone dan Buton disebut kerajaan kembar, bagi masyarakat bugis Bone mengistilahkannya dengan “Bone rilau, Butung riaja” yang berarti “Buton adalah Bone di Timur, dan Bone adalah Buton di Barat” (Thalha, 1982:28, Zuhdi, 1994,:13).
Suatu ketika, datanglah utusan kerajaan Gowa ke Buton untuk melakukan investigasi keberadaan Arung Palakka dan rombongan, namun Arung Palakka bersembunyi di sebuah gua yang berada di benteng kesultanan Buton Kota Baubau saat ini. Gua tersebut kemudian diberi nama “Liana La Toondu” nama samaran Arung Palakka semasa di Buton atau lebih dikenal dengan sebutan “Gua Arung Palakka”.
Selama tinggal menetap di Buton dan sembari mempersiapkan segala kebutuhannya dan menunggu musim barat untuk melakukan pelayaran ke Batavia, Arung Palakka oleh syara Kesultanan Buton di angkat sebagai Lakina Holimombo sebuah Kadie kesultanan Buton di wilayah Pasarwajo sekarang ini (Zahari II,: 76-77). Ligtvoet juga menerangkan bahwa Arung Palakka kemudian diberi jabatan sebagai Lakina Holimombo, jabatan yang setingkat dengan Arung di kerajaan Bone, yaitu kepala pemerintahan Kadie (Ligtvoet, 1877:44-46). La Ode Zaenu dalam bukunya juga mengulas bahwa Arung Palakka selama di Buton tinggal menetap di rumah La Ode Arafani yang saat itu menjabat Lakina Holimombo sebelum menjadi Sapati Buton. Setelah menikahkan Arung Palakka dan Daeng Talele maka Syarat Buton mengangkat Arung Palakka menjadi Lakina Holimombo menggantikan La Ode Arafani yang selanjutnya menjabat Sapati kesultanan Buton. (Zaenu, 1985,:69-70)
Literatur pendukung :
- Andaya, Leonard Y., 1981. The Heritage of Arung Palakka A History of South Sulawesi (Celebes) in the Seventeenth Century, The Hague; Martinus Nijhoof
- Ali, Muhammad H.A. dan A. Amrullah., 1989. Arung Palakka Potret Seorang Pembebas, Watampone 29 Nopember.
- Ligtvoet, A., 1878. “Beschrijving en Geschiedenis van Boeton” Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde, 26:1-112.
- Patunru, A. Daeng., 1989. Sejarah Bone, Ujung Pandang, Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
- Rusli, Daeng., 2012. Arung Palakka dan Riwayat Persekutuan 236 Tahun (Article). www.ruslidaeng.net
- Thalha, 1982. Kabupaten Sulawesi Tenggara Fase Perkembangan Ke Status Propinsi, Biro Hukum Setwilda Tingkat I Sulawesi Tenggara.
- Zaenu, Laode., 1985. Buton Dalam Sejarah Kebudayaan, Suradipa Surabaya.
- Zahari, A. Mulku., 1977. Sejarah dan Adat Fiy Darul Butuni (Buton), Jilid I, II dan III, Jakarta : Depdikbud,RI.
- Zuhdi, Susanto., 1996. Kerajaan Tradisional Sulawesi Tenggara Kesultanan Buton, Depdikbud RI Jakarta.
- ----------------------, 2010. Sejarah Buton Yang Terabaikan Labu Rope Labu Wana, Yayasan Kebudayaan Masyarakat Buton-Rajawali Pers.
Sumber: Kaos Benteng Keraton Buton
Label:
benteng keraton
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
<<<>>>